PROFIL

PROFIL KLINIK MAYA ESTETIKA

Hasil gambar untuk contoh blog klinik kecantikan terdekat

Pendahuluan
    Kecantikan identik dengan perempuan. Kebutuhan perempuan pada kosmetik menumbuhkan bangunan-bangunan dan para dokter spesialis khusus yang menangani masalah keluhan kulit seperti jerawat, bercak hitam, bekas luka dan sebagainya. Dewasa ini klinik kecantikan hadir memfasilitasi perempuan dan laki-laki yang menginginkan perawatan pada kulit wajahnya agar sehat dan terawat. Sehingga slogan “klinik maya estetika” menjadi sebuah kalimat yang sangat menjual untuk sebuah klinik kecantikan terkemuka di Jogja yang melebarkan sayapnya diseluruh kota-kota besar di pulau Jawa. Kecantikan adalah sesuatu yang relatif, namun hampir seluruh papan iklan klinik kecantikan membentuk konsep cantik dengan memasang model perempuan berambut hitam panjang, berkulit putih, mulus dan bersih tanpa noda. Seperti yang Naomi Wolf katakan dalam bukunya “Mitos Kecantikan Kala Kecantikan Menindas Perempuan”, ia menekankan sekali adanya peran kapitalis, media, kekuasaan dan budaya patriarkhi yang membentuk mitos kecantikan untuk memojokkan perempuan dalam ruang publik dan politik. Perempuan disini terlihat pasif karena menerima saja pergerakan pasar.
    Menjamurnya klinik kecantikan di kota pelajar ini menarik untuk dikaji, karena menumbuhkan isu kuat mengenai besarnya kebutuhan perempuan-perempuan pekalongan untuk merawat kulitnya agar terlihat “cantik”. Putih, bersih, sehat dan terawat seperti yang dijanjikan oleh papan-papan iklan yang tidak sulit dicari karena berada di beberapa bagian jalan besar Jogja. Banyaknya jumlah lembaga pendidikan dan faktor iklim yang membentuk stereotipe “perempuan hitam manis” di Daerah Istimewa pekalongan ini disebut-sebut menjadi faktor tingginya tingkat kebutuhan perempuan akan klinik kecantikan.
    Tulisan ini akan menguji kembali keabsahan teori menurut Adorno, Horkheimer, dan Marcuse para pendukung Mazhab Frunkfurt, bahwa budaya komoditi adalah satu cara dalam memanipulasi masyarakat melalui satu bentuk yang disebut mereka administrasi total, disebabkan di dalamnya terdapat unsur pengaturan massa (konsumer) dari atas (produser), sehingga menjadikan mereka massa yang pasif. Selera masyarakat, diatur oleh produser melalui standarisasi tertentu, sehingga menjadikan mereka massa yang bisu, dan sebaliknya, mengukuhkan orde produksi dan ideologi dominan yang ada (ideologi borjuis), (Piliang, 1998 : 256).
    Klinik kecantikan adalah tempat yang memfasilitasi konsumen untuk perawatan kulit wajah. Dulu sebelum adanya klinik kecantikan, keberadaan salon-salon kecantikanlah yang lebih dulu hadir memanjakan para laki-laki dan perempuan. Karena selain merawat rambut, salon juga memfasilitasi perawatan seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki seperti lulur, mandi susu, facial dan perawatan kuku. Dokter spesialis kulit pun banyak kita temui di Rumah Sakit, mereka adalah para ahli yang mampu menyembuhkan segala penyakit kulit seperti luka bakar, penyakit panu, menghilangkan bekas luka, jerawat dan lain sebagainya. Klinik kecantikan hadir dengan perpaduan salon dan dokter ahli kulit. Seperti salah satu klinik kecantikan tertua di Indonesia London Beauty Centre yang berdiri sejak tahun 1998, awalnya merupakan salon kecantikan. Di bawah bendera PT. Estetika Medika Utama, salon kecantikan tersebut hadir dengan merek “London Beauty Centre” (LBC), sebuah Klinik Kecantikan yang berkonsentrasi pada kesehatan kulit wajah dan tubuh.
     Tingginya konsumen salon yang melakukan facial juga menggunakan produk-produk kulit wajah yang dapat menghilangkan komedo, jerawat bahkan mampu memutihkan kulit menjadi objek material yang mampu menarik perhatian pasar yang mayoritas perempuan. Dengan semakin tingginya tingkat kesibukan dan kebutuhan perempuan akan kosmetik, klinik kecantikan dengan teknologi modern kini banyak hadir untuk memfasilitasi para perempuan dan laki-laki yang mengalami masalah pada kulitnya seperti, jerawat, kantung mata, kulit bibir, bercak hitam atau belang karena terbakar matahari tanpa harus mengalami resiko kerusakan kulit akibat mencoba-coba produk kecantikan yang beredar di pasaran. Dengan menggunakan teknologi yang sudah maju, tenaga ahli spesialis kulit dan produk-produk racikan sendiri, merupakan komposisi yang saat ini sudah melengkapi kepuasan konsumen dalam memenuhi kebutuhan perawatan masalah kecantikan kulit terutama wajah. Wujud klinik kecantikan menjadi mediasi konsumen untuk melakukan kegiatan yang merupakan proses menjadi cantik, adanya para ahli spesialis kulit sebagai bentuk dari tanggung jawab klinik tersebut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
     Hubungan “Dokter” spesialis kulit dan “pasien” sama artinya dengan “penyakit” dan “obatnya”. Dimana pasien seperti terhipnotis ketika berhadapan dengan dokter, untuk mengikuti semua saran yang dapat membuat pasien menemukan jawaban dari kegelisahannya untuk dapat tampil cantik dan mempunyai kulit sehat. Ini adalah kekuasaan pengetahuan yang kebanyakan orang menganggap bahwa ahli medis tidak pernah salah dalam mendeteksi dan mengobati penyakit. Isu kesehatan bukan lagi syarat wajib tubuh agar terus dapat bertahan hidup, tetapi syarat mutlak yang dihubungkan dengan status. Sehingga dapat kita amati dalam hal ini, klinik kecantikan menjadi objek konsumsi yang sangat banyak diminati masyarakat khususnya perempuan. Terbukti dengan menjamurnya klinik kecantikan di beberapa kota besar seperti Yogyakarta yang mempunyai 127 lembaga pendidikan yang mencakup universitas, perguruan tinggi, institut, politeknik dan akademi.[ http://www.ikmm-wordpress.com] Ini menjadi salah satu faktor yang memicu perkembangan klinik kecantikan di kota tersebut. dari klinik kecantikan dengan harga ekonomis kelas pelajar sampai dengan klinik kecantikan yang seharga dengan pekerja kantoran serta mempunyai mobilitas tinggi. Hal yang dilakukan perempuan dalam merawat kesehatan kulit di sebuah klinik kecantikan merupakan semangat untuk menemukan kembali tubuhnya. “Anda membeli dan anda akan sungguh merasa baik-baik saja.” (Baudrillard, 2011 : 173). Sehingga klinik kecantikan saat ini menjadi ruang terpenting dalam mengisi waktu luang perempuan dengan alasan kenyamanan dan melakukan sebuah proses untuk menjadi cantik.
Billboard Klinik Kecantikan
     Diawali dari salah satu slogan pelopor klinik kecantikan di Indonesia, yaitu “klinik maya estetika” dengan model perempuan Indonesia yang berkulit putih, bersih, berambut hitam panjang dan menggunakan mahkota di kepalanya bak seorang putri. Salah satu dokter spesialis kulit, lidya putri puspa maya dari Klinik Kecantikan tersebut berkata;
    “Wajah bersih, mulus tanpa noda, siapa yang tidak mau? Buktinya banyak wanita berduyun duyun ke gerai kecantikan, atau ke klinik kecantikan untuk mendapatkan kulit yang lebih bersih, mulus, tanpa noda.”
    Kalimat ini menegaskan kembali bahwa tujuan dari slogan “Make Your Skin Beautiful” adalah untuk mendapatkan kulit yang lebih bersih, mulus, tanpa noda. Sehingga terjawablah tujuan dari perempuan-perempuan yang mengonsumsi kosmetik produk klinik kecantikan tersebut, yaitu untuk mencapai sebuah kecantikan yang di produksi oleh media. Sosiolog Amerika Daniel Bell[ Daniel Bell dalam Hikmat budiman, Lubang Hitam Kebudayaan, hlm. 63] (1976 : 69) mengatakan bahwa, melalui iklan orang-orang modern seolah memperoleh sebuah petunjuk untuk hidup yang lebih baik melalui konsumsi. Singkatnya, ia mengajari audience-nya tentang cara-cara memilih atau menggunakan barang dengan tepat.
     Iklan memberikan pengaruh yang sangat besar atas terbentuknya konsumsi masyarakat, begitupun citra cantik yang dibentuk oleh iklan-iklan televisi yang menjual produk-produk kecantikan, selalu dengan menggunakan model-model perempuan muda yang terlihat cantik dan segar.
     “Setiap waktu kita membiarkan atau tidak mendengarkan apa yang dikatakan perempuan di televisi, atau memperhatikan apa yang dikatakannya di media cetak, karena perhatian kita telah tertuju pada ukuran tubuhnya, pakaian yang dikenakannya, cara merias diri, atau bagaimana tatanan rambutnya. Dan pada saat itulah mitos kecantikan bekerja dengan tingkat efisiensi optimum [ Naomi Wolf, Mitos Kecantikan, New York, 2002, hlm. 552]”.
    Gaya hidup masyarakat tidak bisa dipisahkan dari iklan. Di masa kini gaya hidup menjadi lebih banyak, beraneka ragam dan mengambang bebas. Tidak hanya terbatas untuk masyarakat kelas tertentu, tetapi mencakup seluruh kelas dan generasi (Piliang, 1998 : 254). Terbukti dengan menjamurnya klinik kecantikan yang sama-sama menawarkan fasilitas menggunakan teknologi modern, meremajakan kulit, sehat dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Tetapi klinik kecantikan tersebut terbagi-bagi untuk beberapa bagian segmentasi pasar. Seperti untuk kelas pelajar dan kelas pekerja. Ini berkaitan dengan nominal harga perawatan dan krim yang harus dikeluarkan.
Mencegah Penuaan Dini
      Isu kesehatan kini menyerang suatu hal yang membuat para perempuan merasa ketakutan. Yaitu takut menjadi tua. Hal ini sangat menarik untuk diperbincangkan, dapat kita lihat dengan banyaknya iklan kosmetik yang mempromosikan krim anti-aging yang dapat mengurangi kerutan pada wajah sehingga dapat terus tampil awet muda. Beberapa Iklan menampilkan cerita yang sangat provokatif dengan menceritakan bahwa pasangannya (suami/kekasih) meninggalkan mereka karena kulit perempuan yang tidak remaja lagi. Ketakutan perempuan akan terjadinya proses menjadi tua dan ingin terus tampil cantik, menjadi salah satu alasan mengapa Klinik Kecantikan banyak juga di konsumsi oleh perempuan paruh baya. Adapun kutipan dari salah satu dokter spesialis kulit yang menekankan bahwa klinik kecantikan dapat mencegah proses penuaan dini.
     “Usia memberikan kontribusi besar terhadap perubahan kulit wajah. Ketika usia bertambah biasanya wajah pun mulai berubah. Wajah tidak fresh lagi, jadi berkeriput dan timbul flek. Secara garis besar penyebab penuaan dini ada 2 yakni faktor intrinsik dan ekstrinsik. Pada saat ini kita sebaiknya lebih care untuk perawatan tubuh dan kulit kita sehingga kondisi kulit tetap terjaga, mencegah penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit. – dr. Merry Permatasari-“.
   Konsep ideal menimbulkan klaim buruk pada kosmetik yang menjanjikan, seperti krim anti penuaan yang menjanjikan dapat menghilangkan tanda-tanda usia, memperbarui lapisan kulit dari dalam yang semua itu mustahil secara fisik. Menjadi lebih rasional ketika Klinik Kecantikan dapat membantu mencegah proses penuaan dini dibandingkan dengan mengobati ketuaan.
      Konsep ideal menjadi sebuah mitos kecantikan. Namun saat ini mitos kecantikan sudah menjadi pluralisme, walaupun Klinik Kecantikan hadir sebagai penengah atau mediasi konsumen menuju kecantikan yang dibawa oleh media, namun mereka mencoba mengkoreksi bahwa cantik tidak harus berkulit putih (Wolf, 2004 : 16). Mereka tidak membawa klaim buruk menjanjikan seperti yang dibawa oleh iklan-iklan saat ini. Tujuan Klinik Kecantikan adalah menjaga dan merawat kulit agar bersih, mulus dan tanpa noda. Iklim Indonesia akan tetap membentuk masyarakat yang hidup didalamnya terpapar sinar UV berlebih, sehingga kulit akan berwarna kecoklatan, terutama yang bertempat tinggal di daerah pantai. Selain itu, beberapa ikon fesyen perempuan dengan kulit berwarna gelap kini mulai banyak dikagumi di Indonesia, seperti Agnes Monica dan Farah Quinn. Kulit gelap dianggap sebagai warna kulit asia yang eksotik.
Stereotipe Hitam Manis
     Dengan kondisi iklim tropis Indonesia khususnya daerah Yogyakarta, kecil kemungkinan para penduduknya ada yang berkulit putih. Paparan sinar matahari yang menyengat setidaknya membuat perempuan pekalongan dikenal sebagai perempuan manis oleh laki-laki di luar daerah Jawa Tengah seperti kata orang-orang Jawa Barat. Mereka menganggap perempuan pekalonga sebagai perempuan manis karena kulit orang Yogyakarta dan daerah di Jawa Tengah berwarna coklat sawo matang. Harus diakui bahwa klinik kecantikan yang membawa konsep ideal cantik dengan kulit berwarna putih akan memicu besarnya peminat pada klinik kecantikan tersebut. Karena papan-papan iklan atau billboard di daerah pekalongan, dengan berbagai macam klinik kecantikan yang ada, menyepakati seperti wujud iklannya bahwa untuk menjadi cantik ialah seperti ikon model yang mereka gunakan, yaitu berkulit putih, bersih dan awet muda. Jogja mempunyai beberapa klinik kecantikan yang sukses melebarkan sayapnya di kota-kota besar sampai keluar pulau Jawa. Dan didaerah tersebut klinik kecantikan mereka tumbuh dengan pesat. Sesuatu yang berbau kecantikan dari Jogja dan daerah lain yang mempunyai keraton, sangat direspon dengan baik oleh masyarakat, karena kota tersebut mempunyai rahasia khusus perawatan kecantikan ala putri keraton. Artinya, perawatan kecantikan jika dilihat dari pesatnya perkembangan klinik kecantikan di pulau Jawa yang dibawa dari Jogja, dikarenakan kebutuhan masyarakat keraton sudah mempunyai konsep kecantikan sejak masa kolonial, dimana bertemunya orang-orang asing dengan pribumi yang berbeda bentuk dan warna kulitnya secara biologis. Perbandingan dan tingginya status penjajah ketika itu membuat mereka mendambakan kulit putih, sehingga selain banyaknya lembaga pendidikan yang memicu perkembangan klinik kecantikan di Jogja, sterotipe hitam manis karena faktor iklim tersebut juga memicu maraknya pertumbuhan klinik kecantikan yang menjanjikan untuk dapat terus menjaga kulit agar tetap sehat, terlindung dari paparan sinar matahari secara langsung dan awet muda.
Kesimpulan
     Di dalam masyarakat konsumer, setidak-tidaknya terdapat tiga bentuk kekuasaan yang beroperasi di belakang produksi dan konsumsi objek-objek estetik, yaitu kekuasaan kapital, kekuasaan produser, serta kekuasaan media massa. Ketiga bentuk kekuasaan ini beserta pengetahuan yang mendukung serta proses terbentuknya pada berbagai praktik sosial menentukan bentuk dan idealnya sebuah kecantikan, serta produksi dan konsumsinya. Hal ini membuktikan keabsahan teori Adorno, Horkheimer, dan Marcuse bahwa, selera masyarakat diatur oleh produser melalui standarisasi tertentu, sehingga menjadikan mereka massa yang bisu, dan sebaliknya, mengukuhkan orde produksi dan ideologi dominan yang ada (ideologi borjuis). Dengan iklan yang menampilkan model dan artis-artis papan atas, dengan gaya hidup, bentuk fisik, warna kulit yang berbeda-beda, semua itu menawarkan kesenangan dan kemudahan. Kekuasaan yang memungkinkan setiap individu menentukan apa yang mereka inginkan, menentukan posisinya sendiri dalam wacana kapitalis. Seolah-olah hal itu adalah pilihan kita sendiri tanpa paksaan, namun kenyataan adalah sebaliknya. Bahwa selera masyarakat diatur oleh produsen dengan standarisasi cantik yang dibentuk oleh media.
     Klinik kecantikan di kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung dan Bogor tidak menjamur seperti klinik kecantikan yang berada di Yogyakarta. Bahkan klinik kecantikan yang tumbuh pesat di kota Bogor dan Bandung mayoritas klinik kecantikan yang berasal dari kota Jogja seperti LBC, Natasha dan Estetika. Hampir semua perempuan ingin menjadi cantik, sehingga klinik kecantikan dimanapun tidak akan pernah mati, bahkan akan menjadi sebuah kebutuhan sampai standarisasi “cantik” berubah sesuai dengan berubahnya zaman.
    Jogja menjadi pusat perawatan kecantikan yang tumbuh dengan pesat. Faktor pendorong banyaknya jenis klinik kecantikan di Jogja dikarenakan banyaknya lembaga pendidikan yang mencapai 127 sekolah, sehingga klinik kecantikan hadir untuk mereka para remaja yang notabene masih menjaga penampilannya untuk mengonsumsi klinik kecantikan. Selain itu kondisi iklim yang panas, membutuhkan perawatan khusus agar kulit tetap terjaga dari paparan sinar matahari yang dapat membuat kulit menjadi coklat. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep cantik ideal berkulit putih tidak lepas dari pandangan laki-laki yang juga menganggap cantik adalah berkulit putih. Sedangkan perempuan Jogja sangat dikenal dengan sebutan “manis”, dikarenakan kulitnya hitam (kecokelatan) oleh beberapa daerah. Kondisi iklim tersebut berbeda dengan kota Bogor dan Bandung yang tertutup oleh banyaknya bukit-bukit dan gunung sehingga cenderung lebih sejuk. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa perempuan-perempuan di sana banyak yang berkulit putih, walaupun tingkat kebutuhan akan perawatan kulit tetap sama dengan daerah Jogja.
Oleh: lidya putri puspa maya
Visi :
Menjadi perusahaan yang terkemuka di Indonesia di bidang perawatan kecantikan wajah dengan kualitas yang utama dan pelayanan yang prima.

Misi :
1. Membangun perusahaan terpercaya yang mampu melebihi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan kompetensi melalui perbaikan skill, knowledge, attitude dengan melakukan pelatihan yang rutin.
3. Melakukan inovasi secara berkala baik dalam produk maupun teknologi kecantikan, nature meet technology.
4. Meningkatkan kerjasama antar divisi.
5. Menciptakan nilai tambah dengan integritas tinggi. Menjadi perusahaan yang terkemuka di Indonesia di bidang perawatan kecantikan wajah dengan kualitas yang utama dan pelayanan yang prima
Ikla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar